Hastag yang Menggerakkan
Sepuluh hari lalu, saya berpisah dengan peserta Pelatihan Relawan Cyber Inklusi (8/9). Drama? Tidak terlampau drama karena lini massa masih mengikat kita dalam grup diskusi. Sebelum Jumatan, mereka telah memutuskan nama Sampang Cyber Inklusi.
Satu hari lalu (17/9), anggota Sampang Cyber Inklusi telah melakukan aksi nyata. Mereka bersama Karangtaruna Pengarengan menggagas Deklarasi Masyarakat Sampang Antihoax. Kegiatan kece dari implementasi Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pelatihan Relawan Cyber Inklusi yang diinisiasi oleh Lakpesdam PCNU Sampang.
Pada tulisan ini, saya akan bercerita tentang hastag. Salah satu peserta Pelatihan Relawan Cyber Inklusi mengusulkan hastag #SampangBebasHoax. Hastag ini menggerakkan. Secara teknis, hastag merupakan salah satu alat pencarian informasi di media sosial. Akan tetapi, dibaliknya ada berbagai nilai.
Pertama, Sampang Cyber Inklusi memiliki harapan agar Kabupatennya bebas dari hoax.
Kedua, Sampang Cyber Inklusi ingin membangun kesadaran masyarakat untuk memperbanyak produksi konten positif.
Ketiga, Sampang Cyber Inklusi ingin membangun nilai inklusif dalam dunia maya di Sampang pada khususnya.
Tentunya, kita bisa menambahkan banyak hal lain dibalik #SampangBebasHoax.
Sebagai warga di luar Sampang, tim dari Lakpesdam PCNU Cilacap dan Relawan TIK Kabupaten Purbalingga, saya serasa terikat dengan hastag #SampangBebasHoax.
Saya berharap bisa memberikan support kepada nilai baik yang sedang dibangun Lakpesdam PCNU Sampang. Kenapa? Sesungguhnya, solidaritas di dunia maya bisa bermula dari ketertarikan pada sebuah hastag.