Telur Tak Pernah Salah, Selada Setia pada Sambal Apapun
Saya punya kenangan baik pada dua laki-laki hebat saat bekerja di Maluku Utara. Saya dipertemukannya di HB 2. Mereka satu rumah karena para pejabat di perusahaan saya bekerja memberikan fasilitas perumahan. Saya yang secara jabatan staf, diasramakan alias mendapatkan mess.
HB 2, rumah dengan empat kamar, tapi di sini tidak ada kamar nomor 4. Laki-laki pertama yang ingin saya ceritakan adalah orang yang sangat mencintai keluarganya. Perpisahan saat beliau resign kerja luar biasa meriah. Andai saja, saya resign kerja bareng beliau, saya akan kecipratan berkahnya. Sayangnya bukan saya yang seberuntung itu, tapi anak piara saya dan kemudian saya memanggilnya api (anak piara).
Kembali pada laki-laki hebat yang sayang keluarga, beliau itu sangat mencintai telur. Saya mengingat kalimat beliau, yaitu telur tidak pernah salah. Kok begitu?
Mau dibikin dadar, bahkan jika gagal membuat dadar dan menjadi telur orak-arik, selalu enak. Saya setuju. Pada saat itu, kantin kami tidak pernah menyediakan telur dadar. Andai saya kelak berjumpa lagi dengan mantan bos tersebut, saya akan bilang, kalau telur dadar akan lebih nikmat ditemani sambal berikut selada mentah.
Laki-laki kedua yang ingin saya kenang adalah pria ganteng. Saat ini masih bekerja di Maluku Utara. Kegantengan beliau tak disalahgunakan. Sebelum saya resign, saya masih berkesempatan memasak di HB 2. Saat itu, dia mengatakan kalau beliau sedang menjaga hati juga meredam gosip terkait perempuan.
Semakin tinggi jabatan, tak akan lepas dari pelbagai intrik. Akan tetapi, yang saya kenang dari laki-laki karismatik ini adalah keyakinannya beliau tentang kemampuan memasak saya. Belum lama, saya berkomunikasi singkat dengan beliau. Say hello. Saya menceritakan artis yang menjadi calon wakil bupati.
Hubungan batin saya dengan laki-laki yang saat SMA bersekolah di kabupaten saya bermukim, saya sangat mensyukurinya. Saya pernah mengantar uang kepada seorang ibu di Kecamatan Cipari. Ternyata saat kuliah, beliau pernah magang Kecamatan Cipari dan tinggal di rumah ibu tersebut. Sang ibu sangat terharu menerima uang tersebut.
Karya laki-laki kedua dalam tulisan ini adalah ayam ungkem. Anak piara saya yang resign kerja bareng laki-laki pertama yang menyukai telur ini sangat menyukai ayam ungkep. Suer enak. Lebih enak lagi jika ayam ungkem ini bersanding dengan sambal terasi dan lalap selada.
Selada memang setia dengan pelbagai sambal. Semoga, saya pun setia pada komitmen untuk berjualan selada, mengumpulkan mimpi besar sembari mengembangkan pelbagai olahan selada.